best friend
Saya nggak ngerti kenapa temen baek saya di kampus, dan jadi teman baik saya selama hidup saya, saya rasa, sebut saja RoDeoS, ngejauh dari saya. Padahal seinget saya kita nggak ada masalah apa-apa. Awalnya saya ngerasa aneh sama sikapnya waktu say kebetulan sama-sama telat masuk kelas sama dia waktu kuliah pagi. Waktu itu kelihatan biasa-biasa saja. Tapi nggak tahu kenapa sewaktu di dalam kelas sikapnya agak aneh. Saya cuma coret bukunya sedikit saja dia sudah marah2, padahal biasanya dia nggak pernah tersinggung sama hal itu, malah kita saling coret buku(seingat saya).
Karena agak kesal,bukan keal tapi heran tepatnya, saya mengabaikannya dan berinteraksi sama teman sebelahsaya yang lain di kelas, WaEfra. Saya nggak tahu dia tersinggung atau nggak karena saya hanya berinteraksi sama WaEfra.
Nggak tahu deh, saya jadi merasa aneh dengan sikapnya. Setelah kejadian itu saya jadi punya peraaan nggak enak. Jujur di kelaitu saya paling merasa cocok dan enak berteman sama dia. Setelah itu sikap menjauhnya berlanjut terus sampai saat saya mengetik di blog ini.
Memang saya sering merepotkan dia, sering minta tolong padanya, sering menguras waktunya, saya sadar itu, tapi setidaknya kita sering saling berbagi suka duka(saya rasa). Kita sering berbagi cerita. Tapi mungkin saya sadar saya lebih dominan, mungkin saya memaksanya mendengar cerita saya. Tapi setahu saya saya tidak merasa dia begitu keberatan. Saya nggak melihat itu (dulu). Dulu dia (yang pasti saling timbal balik) sering meng-sms saya, menyapa saya terlebih dulu, mengajak saya ini-itu, ke mall misalnya, bertanya di mana toko yang menjual tas bermutu, memilih T-shirt, dll. Tapi sekarang hal itu sudah tidak ada lagi.
Dulu saat saya sedang sangat tertekan setelah respon Praktikum (semacam test akhir setelah praktikum) di kampus, dia mungkin mengerti saya butuh teman, dia ikut saya melepas penat, waktu itu jalan-jalan ke mall. Saya kurang ingat dia terpaksa ikut atau tidak, eingat saya, ia yang meminta ikut dengan saya ke mall karena kita sama-sama sudah selesai respon.
Pokoknya dia selalu meringankan beban hidup saya, tempat saya berbagi, tentang masalah hati, pelajaran, asmara, dll.
saya pernah ajak dia makan gratis di wedding party kakak sepupu saya, dan lain lain.
Kita sering smsan banyak hal. Nggak tau dia menyenanginya juga atau nggak,yang jelas itu adalah pertemanan paling menyenangkan yang saya alami. Dia kadang membela saya, saat sedang bertengkar bercandaan dengan teman-teman yang lain.
Dia juga sering cerita tentang girls yang mendekatinya, tapi dia belum bisa menerima mereka, dia belum siap pacaran.
Otaknya sedikit leih jalan di banding saya, banyak yang bilang dia malas, bodoh, dan tidak bisa di andalkan untuk masalah kompleks, termasuk saya. Sebenarnya saya tahu dan sadar kalau dia sebenarnya pintar, hanya kurang diasah kadang-kadang, tapi hanya sekedar candaan saya sering bilang dia bodoh. saling mengejek, dll.
Dia sering membantu saya mengerjakan tugas, kadang kita satu kelompok, intinya dia banyak membantu saya. Maaf, ya RoDeoS saya cuma bisa merepotkanmu.
Begitu kurang lebih hubungan pertemanan kita yang membuat saya tidak menyesal berkuliah di kampus yang sempat membuat saya ingin pindah fakultaskarena beratnya pelajaran di sana. Tapi sekarang semua berubah. karena dia menghindari saya, rasanya saya ingin cepat keluar dari kampus itu. Ingin cepat cari kehidupan baru setelah wisuda, mungkin di luar kota.
Dia tahu hampir 99% rahasia saya. Saya sering berpikir saya sangat beruntung diberi kesempatan bisa punya teman baik(saya tidak berani menyebutnya sahabat, karena kita sudah sangat tidak terlihat seperti itu sekarang) seperti dia, saya kira kita akan selamanya seperti kemarin, saling membantu sampai tua, saling berbagi sampai mati. Tapi kenyataannya nampaknya harapan saya itu sudah raib ditelan waktu.
Jelas saya sangat-sangat-sangat kehilangan. Saya mulai introspeksi diri
Atau jangan-jangan cuma saya saja yang merasa dia teman terbaik saya, tapi dia tidak menganggap saya begitu?(saya nggak sanggup terima kenyataan)
Saya lebih kangen temen baek saya dari pada pacar saya...
Karena agak kesal,bukan keal tapi heran tepatnya, saya mengabaikannya dan berinteraksi sama teman sebelahsaya yang lain di kelas, WaEfra. Saya nggak tahu dia tersinggung atau nggak karena saya hanya berinteraksi sama WaEfra.
Nggak tahu deh, saya jadi merasa aneh dengan sikapnya. Setelah kejadian itu saya jadi punya peraaan nggak enak. Jujur di kelaitu saya paling merasa cocok dan enak berteman sama dia. Setelah itu sikap menjauhnya berlanjut terus sampai saat saya mengetik di blog ini.
Memang saya sering merepotkan dia, sering minta tolong padanya, sering menguras waktunya, saya sadar itu, tapi setidaknya kita sering saling berbagi suka duka(saya rasa). Kita sering berbagi cerita. Tapi mungkin saya sadar saya lebih dominan, mungkin saya memaksanya mendengar cerita saya. Tapi setahu saya saya tidak merasa dia begitu keberatan. Saya nggak melihat itu (dulu). Dulu dia (yang pasti saling timbal balik) sering meng-sms saya, menyapa saya terlebih dulu, mengajak saya ini-itu, ke mall misalnya, bertanya di mana toko yang menjual tas bermutu, memilih T-shirt, dll. Tapi sekarang hal itu sudah tidak ada lagi.
Dulu saat saya sedang sangat tertekan setelah respon Praktikum (semacam test akhir setelah praktikum) di kampus, dia mungkin mengerti saya butuh teman, dia ikut saya melepas penat, waktu itu jalan-jalan ke mall. Saya kurang ingat dia terpaksa ikut atau tidak, eingat saya, ia yang meminta ikut dengan saya ke mall karena kita sama-sama sudah selesai respon.
Pokoknya dia selalu meringankan beban hidup saya, tempat saya berbagi, tentang masalah hati, pelajaran, asmara, dll.
saya pernah ajak dia makan gratis di wedding party kakak sepupu saya, dan lain lain.
Kita sering smsan banyak hal. Nggak tau dia menyenanginya juga atau nggak,yang jelas itu adalah pertemanan paling menyenangkan yang saya alami. Dia kadang membela saya, saat sedang bertengkar bercandaan dengan teman-teman yang lain.
Dia juga sering cerita tentang girls yang mendekatinya, tapi dia belum bisa menerima mereka, dia belum siap pacaran.
Otaknya sedikit leih jalan di banding saya, banyak yang bilang dia malas, bodoh, dan tidak bisa di andalkan untuk masalah kompleks, termasuk saya. Sebenarnya saya tahu dan sadar kalau dia sebenarnya pintar, hanya kurang diasah kadang-kadang, tapi hanya sekedar candaan saya sering bilang dia bodoh. saling mengejek, dll.
Dia sering membantu saya mengerjakan tugas, kadang kita satu kelompok, intinya dia banyak membantu saya. Maaf, ya RoDeoS saya cuma bisa merepotkanmu.
Begitu kurang lebih hubungan pertemanan kita yang membuat saya tidak menyesal berkuliah di kampus yang sempat membuat saya ingin pindah fakultaskarena beratnya pelajaran di sana. Tapi sekarang semua berubah. karena dia menghindari saya, rasanya saya ingin cepat keluar dari kampus itu. Ingin cepat cari kehidupan baru setelah wisuda, mungkin di luar kota.
Dia tahu hampir 99% rahasia saya. Saya sering berpikir saya sangat beruntung diberi kesempatan bisa punya teman baik(saya tidak berani menyebutnya sahabat, karena kita sudah sangat tidak terlihat seperti itu sekarang) seperti dia, saya kira kita akan selamanya seperti kemarin, saling membantu sampai tua, saling berbagi sampai mati. Tapi kenyataannya nampaknya harapan saya itu sudah raib ditelan waktu.
Jelas saya sangat-sangat-sangat kehilangan. Saya mulai introspeksi diri
Atau jangan-jangan cuma saya saja yang merasa dia teman terbaik saya, tapi dia tidak menganggap saya begitu?(saya nggak sanggup terima kenyataan)
Saya lebih kangen temen baek saya dari pada pacar saya...


0 komentar:
Posting Komentar